ANALISIS MODA ENTRI PENYEDIA JASA RITEL INDONESIA KE ASEAN: STUDI KASUS PADA ALFAMART

  • Muhammad Fawaiq Kementerian Perdagangan
DOI: https://doi.org/10.30908/bilp.v9i1.14
Abstract Views: 2034 | PDF Downloads: 2028

Downloads

Download data is not yet available.
  
Keywords: Perdagangan Jasa, AFAS, Jasa Ritel, Peluang Ekspor, Moda Entri, Trade in services, Retail Services, Export Opportunities, Mode of Entry

Abstract

Studi ini bertujuan untuk menganalisis moda entri jasa ritel Indonesia ke negara-negara ASEAN sesuai dengan komitmen setiap negara di AFAS Paket 8. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan indeks Hoekman. Hasil studi menunjukkan bahwa Alfamart masuk ke pasar jasa ritel Filipina tanpa memanfaatkan kerjasama AFAS. Hal ini disebabkan Filipina masih menutup jasa ritelnya pada kerjasama tersebut. Moda entri yang digunakan Alfamart untuk masuk ke Filipina adalah  waralaba. Suksesnya Alfamart menjadi tolak ukur untuk mengembangkan alternatif moda entri ke negara-negara ASEAN lainnya sesuai dengan hasil pemetaan peluang akses pasar di AFAS Paket 8. Moda Entri yang diusulkan tersebut yaitu: a) Waralaba untuk negara yang belum terbuka (indeks Hoekman 0) yaitu Brunei Darussalam dan Laos, b) Usaha patungan pada negara-negara yang membuka akses pasar dengan pembatasan (indeks Hoekman 0,5) yaitu Malaysia dan Myanmar, dan c) Kepemilikan saham penuh pada negara-negara yang membuka akses pasar tanpa pembatasan (indeks Hoekman 1) yaitu Vietnam, Kamboja, Singapura dan Thailand. Faktor kunci suksesnya ekspor jasa ritel dalam kasus ini adalah mitra bisnis lokal yang membeli master franchise. Untuk itu,  pemerintah dapat berperan dalam promosi dan misi dagang ke luar negeri untuk menarik mitra bisnis.

 

The aim of this study is to analyze the mode of entry of Indonesia’s retail supplier into ASEAN countries in accordance with the commitment of each country in AFAS Package 8. The methods deployed in this study are the Hoekman Index and descriptive analysis. The study results show that Alfamart has entered into the Philippine market retail services without utilizing AFAS cooperation. This is due to Philippines’s policy that still close its retail services market on such cooperation. The mode of entry used by Alfamart is franchise service. The success of Alfamart can be a benchmark to develop alternative modes of entry into other ASEAN countries in accordance with market access opportunities mapping of AFAS package 8. The alternatives of entry modes proposed in this study are: a) franchise for countries that does not have open access yet (indeks Hoekman 0) such as Brunei Darussalam and Laos, b) joint ventures in countries which have limited open access (indeks Hoekman 0.5) such as Malaysia and Myanmar , c) and wholly owned subsidiary in countries with full access into the market without restrictions (indeks Hoekman 1) such as Vietnam, Cambodia, Singapore and Thailand. A key factor which contributes to the success of retail service exports is local business partners who purchases master franchise. For that, the government can play a decisive role in promoting trade missions abroad to attract business partners.

Author Biography

Muhammad Fawaiq, Kementerian Perdagangan
Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan

References

ASEAN Secretariat. (2014). Annexes to the Protocol to Implement the Eighth Package of Commitments under the ASEAN Framework Agreement on Services. Diunduh 24 Juli 2014 dari http://www.asean.org/news/item/member-countries-horizontal-commitments-schedules-of-specific-commitments-and-the-list-of-most-favoured-nation-exemptions.

Ball, Geringer, McNeet and Minor. (2012). International Business: The Challenge of Global Competition. New York: The McGraw Hill Companies.

BEI. (2014a). Laporan Keuangan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk. Diunduh 25 Juli 2014 dari http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/ laporankeuangandantahunan.aspx.

BEI. (2014b). Management Presentation PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Diunduh 6 Januari 2015 dari http://corporate.alfamartku.com:8000/data/Image/MP%20Q1%202014 %20Upload%20Web.pdf.

Bisnis. (2014, Setember 02). Top 50 Asia 2014: Alfamart Peringkat 48, China & India Kuasai Asia. Diundu 20 September 2014 dari http://market.bisnis.com/read/20140902/192/254328/top-50-asia-2014-alfamart-peringkat-48-china-india-kuasai-asia.

Dakora, E.A.N. dan Bytheway, A.J. (2014). Entry Mode in the Internationalization of South African Retailing. Mediterranean Journal of Social Sciences, Vol. 5, (44), 205-194.

Fawaiq, M. dan R. Resnia. (2012). Peluang dan Tantangan Sektor Jasa Konstruksi Indonesia dalam AFAS. Journal of World Trade Studies, Vol. III, (1), 93-109.

Isa, C.M.M., H.M. Saman, S.R.M. Nasir, dan C.N. Preece. (2014). International Market Entry Mode Choices By Malaysian Construction Firms Using Multinomial Regression Model. ESTEEM Academic Journal, Vol. 10, (1), 1-21.

Ishido Hikari. (2012). “Liberalization of Trade in Services under ASEAN+n FTA: A Mapping Exercise”. Journal of East Asian Economic Integration, Vol. 16, (2), 155-204.

Lu, Y., E.E. Karvopa dan A.M. Fiore. (2011) Factors Influencing International Fashion Retailers’ Entry Mode Choice. Journal of Fashion Marketing and Management. Vol. 15, (1), 58-75.

Ovcina, Dino. (2010). The Dynamics of Market Entry and Expansion Strategy in Emerging Markets: The Case of Wal-Mart in Latin America. Sheffield Business School at Sheffield Hallam University Program. Sheffield.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. 2010. Jakarta.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal. 2014. Jakarta.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Pengesahan Protocol to Implement The Eighth Package of Commitments Under The ASEAN Framework Agreement on Services (Protokol Untuk Melaksanakan Komitmen Paket Kedelapan dalam Persetujuan Kerangka Kerja Asean di Bidang Jasa). 2014. Jakarta.

Rompho, N., T. Robert., S. Boon-it., K. Siripullop. (2014). Strategy Execution by Thai Large Companies for ASEAN Economic Community. International Journal of Business and Management, Vol. 9, (5), 138-144.

Rondan, F.J., A.N. Garcia. (2012). Reasons for the expansion in franchising: is it all said?. The Service Industries Journal. Vol. 32, (6), 861–882.

Senik, Z.C. dan Sham, R.M. (2011). SME Internationalization Intelligence Information and Knowledge on International Opportunities. Gadjah Mada International Journal of Business, Vol. 13, (2), 161-183.

Tempo, (2014, Mei 20). Alfamart Bakal Berekspansi ke Filipina. Diunduh 20 Agustus 2014 dari http://www.tempo.co/read/news/2014/05/20/090578955/ Alfamart-Bakal-Ekspansi-ke-Filipina.

Tobing, L. (2013). Masalah Legalitas Usaha 7-Eleven di Indonesia. Diunduh 16 September 2014 dari http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt51593c256be7e/masalah-legalitas-usaha-7-eleven-di-indonesia.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan. 2014. Jakarta.

World Trade Organization (WTO). (2014a). Services negotiations. Diunduh 24 Juli 2014 dari http://www.wto.org/english/tratop_e/serv_e/s_negs_e.htm

World Trade Organization (WTO). (2014b). The Integrated Trade Intelligence Portal (I-TIP). Diunduh 24 Juli 2014 dari http://itip.wto.org/services/%28S%28mqgvau023vcez3soiwdsdwhz%29%29/ ChartResults.aspx.

World Trade Organization (WTO). (2001).Guidelines For The Scheduling Of Specific Commitments Under The General Agreement On Trade In Services (Document S/L/92). (Geneva: WTO Secretariat), 3-13.

World Trade Organization (WTO). (1991). Services Sectoral Classification List (MTN.GNS/W/120) (Geneva: WTO Secretariat), 1-7.

Published
2015-07-31
How to Cite
Fawaiq, M. (2015). ANALISIS MODA ENTRI PENYEDIA JASA RITEL INDONESIA KE ASEAN: STUDI KASUS PADA ALFAMART. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 9(1), 25-43. https://doi.org/10.30908/bilp.v9i1.14
Section
Articles