VOLATILITAS HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA

  • Sahara Institut Pertanian Bogor
  • Mei Hardianti Utari Institut Pertanian Bogor
  • Zulva Azijah Institut Pertanian Bogor
DOI: https://doi.org/10.30908/bilp.v13i2.419
Abstract Views: 3510 | PDF Downloads: 3800

Downloads

Download data is not yet available.
  
Keywords: Asimentri, Bawang Merah, ECM, Transmisi Harga, Shallot, Price Transmission

Abstract

Abstrak

Bawang merah merupakan salah satu komoditi hortikultura yang strategis dan bernilai ekonomi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi pemasaran (transmisi) dan asimetri harga bawang merah di Indonesia. Analisis asimetri harga dilakukan dengan menggunakan pendekatan Error Correction Models (ECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi asimetri harga yang berarti bahwa transmisi harga atau harga yang diteruskan antara  lembaga pemasaran. Hal ini disebabkan karena transmisi harga berlangsung secara tidak sempurna akibat adanya inefisiensi pasar baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam hal ini produsen tidak mendapat manfaat atas kenaikan harga di tingkat konsumen dan konsumen tidak mendapat manfaat atas penurunan harga di tingkat produsen. Hasil penelitian ini merekomendasikan perlunya campur tangan pemerintah untuk mengawasi rantai pemasaran sampai ke pasar induk. Pemerintah perlu menata distribusi sentra produksi, distribusi hasil panen antar wilayah, serta mengawasi dan mengevaluasi kebijakan harga bawang merah. Kebijakan-kebijakan tersebut bertujuan untuk menjamin kecukupan dan kelancaran distribusi bawang merah.

Kata Kunci: Asimetri, Bawang Merah, ECM, Transmisi Harga.

Abstract

Shallot is one of the strategic horticultural commodities and has a high economic value. This study aims to analyze marketing (transmission) efficiency and asymmetry of the price shallots in Indonesia. Price asymmetry analysis is performed using the Error Correction Models (ECM) approach. The results showed that there had been price asymmetry which meant that the transmission of prices or prices were passed on between marketing institutions. This is due to the imperfect transmission of prices due to market inefficiencies both in the short and long term. In this case producers do not benefit from price increases at the consumer level and consumers do not benefit from price decreases at the producer level. The result of this research recommend the need for government intervention to oversee the marketing chain to the wholesale market. The government needs to organize the distribution of production centres, distribution of harvests between regions, and oversee and evaluate the shallot price policy. These policies aim to ensure the adequacy and smooth distribution of shallots.

Key words : Asymmetry, ECM, Price Transmission, Shallot.

JEL Classification : Q11, Q12, Q13

Author Biographies

Sahara, Institut Pertanian Bogor

Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Mei Hardianti Utari, Institut Pertanian Bogor

Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Zulva Azijah, Institut Pertanian Bogor

Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

References

Annisa, I, Asmarantaka, R W, Nurmalina R. (2018). Efisiensi Pemasaran Bawang Merah (Kasus: Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah). Jurnal Ilmiah Manajemen . 8(2): 254-271.

Badan Pusat Stastistik. (2015). Perkembangan Nilai tukar petani dan Harga Produsen Gabah dan Beras. BPS : Jakrta (ID)

Badan Pusat Stastistik. (2017). PDB Triwulanan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah), 2014-2017. BPS : Jakarta (ID)

Conforti, P. (2004). Price Transmission in Selected Agricultural Markets. FAO Commodity and Trade Policy Research Working Paper No. 7. Romeo: FAO

Dhewi, T, S. (2008). Analisis Efisiensi Bawang Merah di Kabupaten Probolinggo. Jurnal Akuntansi Manajemen Bisnis Sektor Publik. 4(3): 342-351.

Dirjen Hortikultura. (2014). Pedoman Teknis Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Hortikultura Berkelanjutan Tahun 2014. Kementan : Jakarta (ID)

Enders, W. (2015). Applied Econometrics Time Series Fourth Edition. University of Albama: United States.

Firdaus, M. (2011). Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series. IPB Press: Bogor (ID)

Gujarati, D. (2004). Basic Econometric. New York (US): The McGraw-Hill Companies.

Infopangan Jakarta. (2017). Statistik Harga Pangan Per-Komoditas [online].

http://infopangan.jakarta.go.id/publik/report_commodity. Diakses 3 Januari 2018.

Insyauddin, V. (2011). Dampak Kebijakan Harga Dasar Gabah dan Tarif Terhadap Permintaan dan Penawaran Beras di Indonesia [Skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.

Irawan, B. (2007). Fluktuasi harga, transmisi harga, dan marjin pemasaran sayuran dan buah. Analisis Kebijakan Pertanian. 5(4): 358-373.

Kementan. (2016). Produksi dan Impor Bawang Merah DI Indonesia [online]. http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/epublikasi/outlook/2015/Hortikultura/Outlook%20Bawang%20Merah%202015/files/assets/common/downloads/Outlook%20Bawang%20Merah%202015.pdf. Diakses tanggal 8 Agustus 2018.

Kementan. (2017a). Harga Produsen Komoditas Sayuran (LHK-03) [online]. http://aplikasi.pertanian.go.id/smshargakab/qrylaphar.asp. Diakses tanggal 21 Desember 2017.

Kementan. (2017b). Harga Eceran Komoditas Sayuran (LHK-04) [online]. http://aplikasi.pertanian.go.id/smshargakab/qrylaphar.asp. Diakses tanggal 25 Desember 2017.

Kementan. (2018). Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Hortikultura TA. 2017 [online]. http://sakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN%20HORTI%202017.pdf. Diakses tanggal 9 Agustus 2018.

Khaswarina, S, Mahrani, E, Nugroho, A.Z. (2014). Analisis Saluran Pemasaran Produk Susu Bubuk Kedelai. Jurnal Penddikan Ekonomi dan Bisnis. 6(3): 208-217.

Kustiari, R. (2017). Perilaku Harga dan Integrasi Pasar Bawang Merah di Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi . 32(5):77-87.

Mathusuthan, M, K, Sooriyakumar, K, A. (2017). A measure of marketing price transmission in the red onion market of Sri Lanka. International Journal of Environmental and Agricultural Research (IJOEAR). 3(8): 82-87

Nuraeni, D, Anindita, R, Syafrial. (2015). Analisis Variasi Harga dan Integrasi Pasar Bawang Merah di Jawa Barat. Habitat. 26(3): 163-172.

Pagala, M, A, Y, Handayani, Kalaba Y. (2017). Analisis Struktur Pasar Bawang Merah Varietas Lembah Palu di Kabupaten Sigi. 24(2): 128-137

Paranata A, Umam A, T. (2015). Pengaruh Harga Bawang Merah terhadap Produksi Bawang Merah di Jawa Tengah. Journal of Economics and policy. 8(1): 36-44

Ruslan, J, A, Firdaus, M. (2016). Transmisi harga asimetri dalam rantai pasok bawang merah dan hubungannya dengan impor di Indonesia: studi kasus di Brebes dan Jakarta. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. 10(1): 103-128.

Sari, D.A.W, Santoso, E.B. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Komoditas Hortikultura di Kawasan Agropolitan Ngawasondat Kabupaten Kediri. Jurnal Teknik ITS. 5(1).

Simatupang, P. (1999). Industrialisasi pertanian sebagai strategi agribisnis dan pembangunan pertanian dalam era globalisasi. dalam dinamika inovasi ekonomi dan kelembagaan pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian: Bogor (ID)

Taubadel, V, C. dan Meyer J. (2002). Asymmetric Price Transmission: Fact or Artefact?. Institut für Agrarökonomie der Universität Göttingen.

Vavra, P, Goodwin, BK. (2005). Analysis of price transmission along food chain. Working Papers OECD Food Agriculture and Fisheries. OECD Publishing.

Von Cramon-Taubadel, S., and Loy, J. P. (1996). Price Asymmetry in the international wheat market: comment. Canadian Journal of Agricultural Economics, 44,311-317

Yustiningsih, F. (2012). Analisa Integrasi Pasar dan Transmisi Harga Beras Petani-Konsumen di Indonesia [Thesis]. Jakarta(ID): Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Published
2019-12-31
How to Cite
Sahara, Utari, M. H., & Azijah, Z. (2019). VOLATILITAS HARGA BAWANG MERAH DI INDONESIA. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 13(2), 309-336. https://doi.org/10.30908/bilp.v13i2.419
Section
Articles