PENGELOMPOKAN KOMODITI BAHAN PANGAN POKOK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

  • Dwi Wahyuniarti Prabowo Kementerian Perdagangan
DOI: https://doi.org/10.30908/bilp.v8i2.81
Abstract Views: 13932 | PDF Downloads: 48026

Downloads

Download data is not yet available.
  
Keywords: Pangan Pokok, Kriteria Bahan Pangan Pokok, Analytical Hierarchy Process, Staple Food

Abstract

Pemerintah sampai saat ini belum memiliki daftar komoditi bahan pangan pokok (Bapok) yang konsisten. Terdapat perbedaan pandangan tentang komoditi Bapok antar lembaga pemerintah, misalnya Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No. Kep28/M.EKON/05/2010 dan Renstra Kementerian Perdagangan 2010-2014 memasukkan komoditi Bapok yang berbeda. Tulisan ini bertujuan untuk mencari kriteria penentuan suatu komoditi untuk dikategorikan sebagai Bapok dan mengusulkan komoditi-komoditi potensial untuk Bapok dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Hasil temuan menyimpulkan enam kriteria penentu komoditas sebagai Bapok yaitu pangsa pengeluaran komoditi dalam pengeluaran pangan rumah tangga; kontribusi kandungan komoditi terhadap karbohidrat; konsumsi terhadap protein; frekuensi konsumsi; kontribusi konsumsi komoditi terhadap vitamin dan mineral; serta pangsa produksi domestik terhadap konsumsi. Berdasarkan kriteria tersebut, calon Bapok yang diusulkan adalah beras, telur ayam ras, kedelai (tahu dan tempe), daging ayam ras, ikan kembung segar, ikan bandeng segar, gula pasir, susu, minyak goreng, dan terigu.

 

The government still does not have consistent list of commodities that classified  as staple food. There is a difference view on the staple foods among government institutions. The Economic Coordinating Ministry’s decision letter No. Kep-28/M.EKON/05/2010 and The Ministry of Trade Strategic Plan 2010-2014 for example, listed diiferent kind of staple foods. The aim of this paper is to identify the criteria of commodity which can be classified as staple food  and to identify potential commodities that can be included as staple food by using Analytical Hierarchy Process. Six criteria of staple food are  expenditure share of food in household spending; contribution to carbohydrate; consumption of the protein; frequency of consumption; contribution to vitamins and minerals; as well as the share of domestic production to consumption. Based on these criterias, the candidates of proposed staple foods are rice, eggs, tofu and tempe, chicken meat, fresh mackerel, fresh milk, fish, sugar, milk, cooking oil, and wheat flour.

Author Biography

Dwi Wahyuniarti Prabowo, Kementerian Perdagangan
Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan

References

Ariani, M. (2010). Analisis Konsumsi Pangan Tingkat Masyarakat Mendukung Pencapaian Diversifikasi Pangan. Gizi Indonesia 2010, 33(1):20-28.

Bayazit, O. dan B. Karpak. (2005). An AHP Application in Vendor Selection. Departement of Business Administration, College of Business, Washington.

Bourgeois, R. (2005). Analytical Hierarchy Process: an Overview. UNCAPSAUNESCAP, Bogor.

BPS. (2011). Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2011. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

BPS. (2012). Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2012. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

BPS. (2013). Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2011. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Cornescu, V. and and C.R Adam. (2013). The Consumer Resistance Behaviour towards Innovation. Procedia Economic and Finance Volume 6 (2013) Page 457465.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag). (1998). Surat Keputusan Menteri Perdagangan dan Perindustrian No. 115/MPP/KEP/2/1998 tentang Jenis Barang Kebutuhan Pokok Masyarakat. Diunduh tanggal 16 Januari 2013 dari http://www.kemenperin.go.id/ Encyclopaedia

Britannica. (2013). The D e f i n i t i o n o f f o o d http://global.britannica.com/ search?query=food

FAO. (2010). Agriculture and Consumer Protection. "Dimensions of Need - Staple Foods: What Do People Eat?. Diunduh tanggal 20 Februari 2013 dari http://www.fao.org/

Hidayah, N. (2011). Kesiapan Psikologis Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan Menghadapi Diversifikasi Pangan Pokok. Jurnal Humanitas Vol. Viii No.1 Januari 2011.

Kementerian Perdagangan (2010). Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 03/M-DAG/PER/1/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Tahun 2010-2014. Diunduh tanggal 13 Februari 2014 dari http://www.kemendag.go.id/id/news/20 10/04/12/peraturan-menteriperdagangan-republik-indonesia-nomor03m-dagper12010-tentang-rencanastrategis-kem.

Kementerian Pertanian. (2010). Rencana strategis Badan Ketahanan Pangan 2010-2014. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Kementerian Pertanian. (2013). Basis Data Pertanian. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Menko Perekonomian. (2010). Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No. Kep28/M.EKON/05/2010 tentang Tim Koordinasi Stabilisasi Pangan Pokok. Diunduh tanggal 21 Februari 2013 dari http://www.setneg.go.id/

Meziani, A.S. and F. Rezvani. (1990). Using The Analytical Hierarchy Process to Select a Financing Instrument for a Foreign Investment. Mathl Comput Modelling Journal. Volume 13, No. , page 77-82, 1990.

Murda, H. (2009). Dampak Kenaikan Harga Raskin Terhadap Kesejahteraan dan Konsumsi Gizi Rumah Tangga Miskin di Indonesia. Tesis Pascasarjana Ilmu Ekonomi. Universitas Indonesia.

Nurkhayani, E. (2009). Analisis permintaan Pangan dan Gizi di Indonesia. Tesis Pascasarjana Ilmu Ekonomi. Universitas Indonesia.

Permadi, B. (1992). AHP. Pusat Antar Universitas, Universitas Indonesia, Jakarta.

Saliem, H.P., M. Ariani, Y. Marisa dan T.B. Purwantini. (2002). Analisis Kerawanan Pangan Wilayah Dalam Perspektif Desentralisasi Pembangunan. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.Bogor.

Setneg Republik Indonesia. (2012). UndangUndang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Diunduh tanggal 21 Februari 2013 dari http://www.setneg.go.id/

Setneg Republik Indonesia. (1996).Undang Undang No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan. Diunduh tanggal 21 Februari 2013 dari http://www.setneg.go.id/

Setneg Republik Indonesia. (1996). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan. Diunduh tanggal dari http://www.setneg.go.id/

Spiertz, J.H.J and F. Ewert. (2009). Crop Production and resource use to meet the growing demand for food, feed and fuel: Opportunities and constraints. NJAS Wageningen Journal of Life Science. NJAS 56-4, 2009.

Stillman, A. and D. Thomas. (2008). Nutritional Status during an Ecinimic Crisis: Evidance from Russia. The Economic Journal, Volume 118, No. 531 (Aug., 2008), Page 1385-1417.

Teknomo, K., H. Siswanto, dan S.A. Yudhanto. (1999). Penggunaan Metode Analytical Hierarchy Proses dalam Menganalisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Mode Transportasi ke Kampus. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Yuliana, R. (2008). Evaluasi Perubahan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Sebagai dampak Kenaikan Harga BBM di Indonesia, Periode Februari 2005 – Maret 2006. Tesis Pascasarjana Ilmu Ekonomi. Universitas Indonesia.

Published
2014-12-31
How to Cite
Prabowo, D. W. (2014). PENGELOMPOKAN KOMODITI BAHAN PANGAN POKOK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 8(2), 163-182. https://doi.org/10.30908/bilp.v8i2.81
Section
Articles