TINGKAT INTEGRASI PASAR AYAM BROILER DI SENTRA PRODUKSI UTAMA: STUDI KASUS JAWA TIMUR DAN JAWA BARAT
Abstract Views: 1949 | PDF Downloads: 1736
Abstract
Ayam broiler merupakan salah satu komoditi pangan yang harganya cenderung meningkat dan mengalami fluktuasi harga cukup tinggi diantara komoditi pangan lainnya. Fluktuasi harga yang tinggi menyebabkan disinsentif bagi pelaku usaha sektor perunggasan karena mengakibatkan ketidakpastian berusaha. Studi ini bertujuan untuk menganalisis integrasi pasar vertikal ayam broiler di tingkat peternak-pedagang besar dan pedagang besar-pengecer di sentra produksi utama yakni Jawa Timur dan Jawa Barat. Tingkat transmisi harga dalam studi ini dianalisis dengan menggunakan pendekatan model Ravallion. Hasil analisis menyimpulkan bahwa tidak terjadi integrasi pasar di tingkat peternak-pedagang besar baik di Jawa Timur maupun Jawa Barat begitu pula di tingkat pedagang besar-pengecer di Jawa Barat. Namun demikian untuk Jawa Timur, terjadi integrasi pasar di tingkat pedagang besar-pengecer. Dengan tidak terintegrasinya pasar secara vertikal, maka ada kecenderungan bahwa margin keuntungan tidak terdistribusi dengan baik di tiap pelaku dalam rantai distribusi. Hasil studi ini merekomendasikan perlu adanya peningkatan transmisi harga dari pedagang pengecer ke pedagang besar dan selanjutnya ke peternak melalui peningkatan akses informasi pasar secara transparan dengan menyediakan fasilitas dan infrastruktur informasi harga secara online.
As one of the staple foods in Indonesia, chicken broiler prices tend to increase and experience price fluctuation. This high price fluctuation generates disincentive for the poultry sector that leads to business uncertainty. This study analyzed vertical market integration of chicken broiler at the level of farmers-wholesalers and wholesalers-retailers in the main production centers (East Java and West Java Province). The Ravallion model approach was used to analyze price transmission. The results of the analysis concluded that there was no vertical market integration at the farmers-wholesalers level in both East Java and West Java as well as at the level of wholesalers-retailers in West Java. However, for East Java there was a vertical market integration in the wholesalers-retailers level. Vertical price disintegration reflects a tendency that profit margins werenot well distributed in the distribution chain. This study recommended that increasing the transmission of prices from retailers to wholesalers and subsequently to the farmers can be done through increasing the access of market information by providing facilities and infrastructure in the form of online price information.
References
Alexander, C &J. Wyeth. (1994).Cointegration and Market Integration: An Application to the Indonesian Rice Market.The Journal of Development Studies, Vol 30, No. 2, January 1994 pp. 303-328
Asmarantaka, R. W. (2009). Pemasaran Produk-Produk Pertanian dalam Bunga Rampai Agribisnis Seri Pemasaran. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Badan Pusat Statistik. (2011). Survey Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2011.
Badan Pusat Statistik. (2013). Survey Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2013.
Bahri, D.I, Z. Fanani, dan B.A. Nugroho. (2012). Analisis Struktur Biaya dan Perbedaan Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging pada Pola dan Skala Usaha Ternak yang Berbeda di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.Jurnal Ternak Tropika Vo.13, No. 1:35-46
Bathla, S dan Srinivasulu. (2011). Price Transmission and Asymetry: An Empirical Analysis of Indian Groundnut Seed and Oil Markets. India Journal of Agriculture and Economy,Vol.66 No.4, October-December 2011
Djulin, A &AH. Malian. (2003).Struktur dan Integrasi Pasar Ekspor Lada Hitam dan Lada Putih di Daerah Produksi Utama. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Ditjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN). (2016). Perkembangan Harga Eceran Daging Ayam di Indonesia.
Ditjen PKH, (2013). Statistik Peternakan 2013. Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, Departemen Pertanian.
Esposito, R., dan G. Listorti. (2013). Agricultural Price Transmission Across Space and Commodities During Price Bubbles. The Journal of the International Association of Agricultural Economists Volume 44, Issue 1, January 2013, Pages 125-139.
Firdaus, M and I. Gunawan. (2012). Integration Among Regional Vegetable Markets in Indonesia. Jounal of International Society for Southeast Asian Agricultural Science Vol. 8, No. 2 (2012), pp. 96-106
Hernandez, M. A., R. Ibarra, dan D.R. Trupkin. (2014). How Far Do Shocks Move Across Borders? Examinining Volatility Transmission in Major Agricultural Future Markets. Eur Rev Agric Econ (2014) 41 (2): 301-325.
Kementerian Perdagangan. (2016). Laporan Kinerja Kementerian Perdagangan Tahun 2015.
Kompas.com. (2017, 1 Maret). Mengorek Persoalan Disparitas Harga Telur dan Daging Ayam. Diunduh Tanggal 27 Juli 2017 dari http://ekonomi.kompas.com/ read/2017/03/01/190000026/mengorek.persoalan.disparitas.harga.telur.dan.daging.ayam?page=all
PINSAR. (2016). Perkembangan Harga Peternak Ayam Broiler.
Ravallion, M.(1986). Testing Market Integration American Agricultural Economics Association.
Sarwanto, C. (2004). Kemitraan Produksi dan Pendapatan Peternak Ayam Ras Pedaging (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar dan Sukohardjo). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Saptana dan A. Daryanto. (2013). Dinamika Kemitraan Usaha Agribisnis Berdayasaing dan Berkelanjutan. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Saptana dan H. P. Saliem. (2015). Tinjauan Konseptual Makro-Mikro Pemasaran dan Implikasinya Bagi Pembangunan Pertanian.Forum Agro Ekonomi, Volume 38 No. 2, Desember 2015, hal: 1-18.
Risnajati, D. (2012). Perbandingan Bobot Akhir, Bobot Karkas dan Persentase Karkas Berbagai Strain Broiler. Sains Peternakan Vol. 10 (1), Maret 2012: 11-14.
Tahir, Z.(1997).Integration of Agricultural Commodity Markets in the South Punjab, Pakistan. National Program, International Irrigation Management Institute Lahore.
Timmer, C. P. (1987). Corn Marketing: Chapter 8 in The Corn Economy of Indonesia. CornellUniversity Press, Ithaca, New York, USA..
Varela, G., E.A. Carrol, dan L. Lacovone. (2013). Determinants of Market Integration and Price Transmission in Indonesia. Journal of Southeast Asian Economies Vol. 30, No. 1 (2013), pp. 19-44.
Copyright (c) 2017 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.