DAYA SAING DAN SALURAN PEMASARAN RUMPUT LAUT: KASUS KABUPATEN JENEPONTO, SULAWESI SELATAN

  • Erizal Mahatama Kementerian Perdagangan
  • Miftah Farid Kementerian Perdagangan
DOI: https://doi.org/10.30908/bilp.v7i1.100
Abstract Views: 3364 | PDF Downloads: 3348

Downloads

Download data is not yet available.
  
Keywords: Rumput laut, Daya Saing, Efisiensi, Pemasaran, Seaweed, Competitiveness, Efficiency, Marketing

Abstract

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah tertinggal, pemerintah menetapkan pengembangan komoditas rumput laut sebagai salah satu pintu masuk pembangunan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis daya saing dan efisiensi pemasaran produk budidaya rumput laut Kabupaten Jeneponto. Daya saing budidaya rumput laut diukur dengan menggunakan metode Policy Analysis Matrix (PAM) dan efisiensi pemasaran rumput laut diukur dengan menggunakan indeks efisiensi teknis dan ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha budidaya rumput laut memiliki daya saing, namun kebijakan pemerintah saat ini masih bersifat disinsentif terhadap pengembangannya. Petani umumnya tidak memperoleh subsidi input dan fasilitas proteksi dari pemerintah. Bahkan petani harus mengeluarkan biaya produksi yang lebih besar dari yang seharusnya. Saluran pemasaran yang paling efisien baik secara teknis maupun ekonomis adalah dari petani ke pedagang pengumpul ke eksportir.

 

The government is promoting seaweed cultivation as a means to improve the welfare of poorer regions. This study examines (a) the competitiveness of seaweed cultivation and (b) the technical and economic efficiency of seaweed marketing in Jeneponto Regency as representative of development backward region. The competitiveness of seaweed cultivation was estimated using a Policy Analysis Matrix (PAM). The efficiency of seaweed marketing was estimated using a technical and economic efficiency index. This study shows that seaweed cultivation is competitive but is undermined by government policy. Farmers generally do not receive input subsidies or protection from government facilities and actually pay more than necessary for some inputs. The most efficient marketing channels both technically and economically is from farmers to merchant collectors to exporters.

Author Biographies

Erizal Mahatama, Kementerian Perdagangan
Pusat Pengkajian Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri, Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan
Miftah Farid, Kementerian Perdagangan
Pusat Pengkajian Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri, Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan

References

Bank Indonesia. (2006). Pola Pembiayaan Usaha Kecil (PPUK): Budidaya Rumput Laut (Metode Tali Letak Dasar). Jakarta: Bank Indonesia.

Bank Indonesia Kupang. (2005). Perkembangan Ekonomi Regional: Nusa Tenggara Timur. Kupang: Bank Indonesia Kupang.

BEI. (2005). Industri Perikanan Masih Kaya Protein. BEI News Edisi 25 Tahun V, Maret-April 2005

Calkins, P.H. and H.Wang. (1980). Improving the Marketing of Perishable Commodities: A Study of Selected Vegetables in Taiwan. Asian Vegetable Research and Development Center Technical Bulletin No. 9, Shanhua.

Dahl, D.C, and J.W. Hammond. (1977). Market and Price Policy. New York: McGraw-Hill Book Company.

Given, LM. (2008). The Sage Encyclopedia of Qualitative Research Methods. Sage: Thousand Oaks (2): 697-698.

Kementerian Kelautan dan Perikanan. (2012). DKP Dorong Rumput Laut Sebagai Sumber Pangan Dan Energi. Siaran Pers. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kotler, P. (1997). Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi ke-9. Jakarta: PT Prenhalindo.

Kuncoro, E. A. (2008). Leadership sebagai Primary Forces dalam Competitive Strength, Competitive area, Competitive Result guna meningkatkan Daya Saing Perguruan Tinggi. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Limbong, W.H. dan Sitorus, P. (1985). Bahan Kuliah Pengantar Tataniaga Pertanian. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Maharany, D. (2007). Analisis Usaha Tani Dan Tataniaga Jamur Tiram Putih. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Monke, E.A, and S.R. Pearson (1989). The Policy Analysis Matrix for Agricultural Development. Ithaca and London: Cornell University Press.

Monke, E.A, and S.R. Pearson. (1995). The Policy Analysis Matrix for Agricultural Development (2nd Edition). Ithaca and London: Cornell University Press.

Porter, M. E. (1990). The Competitive Advantage of Nations. New York: The Free Press.

Purcell, W. O. (1979). Agricultural Marketing, Systems. Coordination, Cash and Future Prices. Reston: Reston Publishing Company Inc.

Saliem, H.P. (2004). Analisis Margin Pemasaran : Salah Satu Pendekatan dalam Sistem Distribusi Pangan. Dalam Prospek Usaha dan Pemasaran Beberapa Komoditas Pertanian. Monograph Series No. 24. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.

Sudiyono, A. (2001). Pemasaran Pertanian. Malang: Penerbit Universitas Muhamadiyah Malang (UMM Press).

Rajagukguk, Mark Majus. (2009). Analisis Daya Saing Rumput Laut Indonesia di Pasar Internasional. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Tomek, W.E, and K.L. Robinson. (1990). Agricultural Product Prices Second Edition.Ithaca: Cornell University Press.

Wolff F., K. Schmitt., C. Hochfeld. (2007). Competitiveness, Innovation and Sustainability – Clarifying the Concepts and Their Interrelations. Berlin: Institut fur Angewandte Okologie.

Zakirah, R.Y. (2008). Prospek Pengembangan Rumput Laut di Kabupaten Morowali. J. Agroland 15 (2) : 144 – 148.

Published
2013-07-31
How to Cite
Mahatama, E., & Farid, M. (2013). DAYA SAING DAN SALURAN PEMASARAN RUMPUT LAUT: KASUS KABUPATEN JENEPONTO, SULAWESI SELATAN. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 7(1), 55-72. https://doi.org/10.30908/bilp.v7i1.100
Section
Articles